Jumat, 20 Januari 2017

Kerajaan Islam di Papua



"TUGAS SEJARAH IPS"

“Kerajaan-Kerajaan Islam di Papua”

 Hasil gambar untuk gambar kerajaan islam di Papua
 
            Kerajaan Islam di Indonesia sudah mulai berkembang sejak zaman dahulu. Kerajaan Islam memulai perkembangannya di Indonesia dengan daerah terpenting sekaligus awal penyebarannya yaitu di Pulau Sumatera. Pulau Sumatera merupakan sebuah daerah awal penyebaran Islam yang baik karena letak dan kedudukan Sumatera yang sangat strategis dan secara langsung berbatasan dengan Selat Malaka yang merupakan jalur perdagangan nasional maupun internasional. Kemudian, Kerajaan-Kerajaan Islam mulai berkembang di wilayah Nusantara. Perkembangannya tersebut meliputi wilayah di daerah Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku Utara serta Papua. 

            Mengenai Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara, kali ini akan dibahas secara lengkap mengenai Kerajaan Islam yang terletak di Papua. Kerajaan Islam di Papua merupakan Kerajaan Islam yang sedang berkembang di Indonesia. Menurut sumber-sumber sejarah yang ada bahwa penyebaran Islam di Papua sudah berlangsung sejak lama. Berdasarkan bukti sejarah yang ada, Kerajaan-Kerajaan Islam di Papua meliputi: [1]Kerajaan Waigeo ; [2]Kerajaan Misool ; [3]Kerajaan Salawati ; [4]Kerajaan Sailolof ; [5]Kerajaan Fatagar ; [6]Kerajaan Rumbati merupakan Kerajaan Gabungan yang meliputi Kerajaan Atiati, Kerajaan Sekar, Kerajaan Patipi, Kerajaan Arguni dan Kerajaan Wertuar. ; [7]Kerajaan Kowiai (Namatota) ; [8]Kerajaan Aiduma dan [9]Kerajaan Kaimana.

            Kerajaan Islam di Papua dapat dibuktikan melalui sumber tradisi lisan yang sudah ada sejak kedatangan Islam di Papua yang berasal dari keturunan Raja-Raja di daerah Rajaampat-Sorong, Fak-Fak, Kaimana dan Teluk Bintuni-Manokwari. Kemudian, ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai kedatangan Islam di Papua. Di bawah ini akan dijelaskan setiap pendapat beserta Penjelasannya, yaitu sebagai berikut:
[1]        Pertama, pendapat yang menjelaskan bahwa agama Islam datang di Papua pada tahun 1360 yang diperkenalkan oleh  Mubaligh asal Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu Abdul Gafar. Abdul Ghafar pernah berdakwah selama 14 tahun (1360-1374) di Rumbati dan sekitarnya. Lalu, Ia wafat pada tahun 1374 dan jenazah-nya dimakamkan di belakang masjid Kampung Rumbati.

[2]        Kedua, pendapat yang menjelaskan bahwa agama Islam di Papua pertama kali diperkenalkan oleh Jazirah Onin (Patimunin_Fak-Fak) oleh seorang Sufi bernama Syarief Muaz Al-Qathan dengan gelar Syekh Jubah Biru dari Arab Saudi. Penyebaran agama Islam diperkirakan terjadi pada pertengahan abad ke-16 dengan bukti adanya Masjid Tunasgain yang berumur sekitar 400 tahun atau dibangun sekitar tahun 1587.

[3]        Ketiga, pendapat yang menjelaskan bahwa agama Islam di Papua,- khususnya di daerah Fak-Fak diperkenalkan dan dikembangkan oleh Pedagang-Pedagang Bugis melalui Banda dan Seram Timur oleh seorang pedagang dari Arab bernama Haweten Attamimi. Penyebaran agama Islam di Papua dilakukan dengan cara Khitanan. Dari kegiatan khitanan tersebut, sekian banyak ancaman dari penduduk setempat jika orang yang disunat mati, kedua Mubaligh akan dibunuh. Namun, akhirnya rencana mereka berhasil dalam kegiatan khitanan sehingga penduduk setempat berbondong-bondong masuk agama Islam.

[4]        Keempat, pendapat yang menjelaskan bahwa agama Islam di Papua berasal dari Bacan. Pada masa pemerintahan Sultan Mohammad Al-Bakir, Kesultanan Bacan mencanangkan syiar Islam ke seluruh Nusantara, seperti Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Sulawesi bahkan sampai ke Mancanegara yaitu Filipina. Menurut Thomas Arnold, Raja Bacan yang pertama kali masuk Islam adalah Zainal Abidin yang memiliki masa pemerintahan pada tahuun 1521. Kemudian, Sultan Bacan memperluas kekuasaannya hingga ke Semenanjung Onin Fak-Fak, di barat laut Papua pada tahun 1606. 

[5]        Kelima, pendapat yang menjelaskan bahwa agama Islam di Papua berasal dari Maluku Utara (Ternate-Tidore). Sumber sejarah Kesultanan Tidore mengatakan bahwa pada tahun 1443 yaitu Sultan Ibnu Mansur selaku Sultan Tidore X atau Sultan Papua I, memimpin ekspedisi di daratan Papua. Setelah tiba di wilayah Pulau Misool dan Raja Ampat, kemudian Sultan Ibnu Mansur mengangkat Kaicil Patrawar yakni Putera dari Sultan Bacan dengan gelar Komalo Gurabesi (Kapita Gurabesi). Kapita Gurabesi kemudian menikah dengan Puteri Sultan Ibnu Mansur bernama Boki Tayyibah. Setelah pernikahan tersebut, berdiri 4 Kerajaan Baru di Kepulauan Raja Ampat yaitu: [1]Kerajaan Salawati ; [2]Kerajaan Misool / Kerajaan Sailolof ; [3]Kerajaan Batanta dan [4]Kerajaan Waigeo.

            Berdasarkan penjelasan seluruh pendapat di atas dapat diberikan kesimpulan bahwa proses penyebaran dan pengenalan agama Islam di Tanah Papua, terutama di daerah Pesisir Barat pada pertengahan abad ke-15 sangat dipengaruhi oleh Kerajaan-Kerajaan Islam di daerah Maluku yakni Bacan, Ternate dan Tidore. Hal ini juga didukung oleh faktor letak dan kedudukan lokasi yang strategis sekaligus merupakan jalur perdagangan rempah-rempah (Spices Road) di Nusantara maupun di Mancanegara.

3 komentar: